Kamis, 08 November 2012

Tafsir Surat Yusuf Ayat 22 Dan 78

Rabu, 31 Oktober 2012

Kajian Surat Yusuf Ayat 22 Dan 78

KAJIAN AYAT
Q.S. YUSUF AYAT 22 DAN 78
MAKALAH TUTORIAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Progam Tutorial Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
                                        Nama   :    Trisna Setiyaningsih
                                        NIM    :    1104287
                                        Kelas   :    1E
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
 KAMPUS SERANG
2011

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang kajian ayat Q.S. Yusuf ayat 22 dan 78 untuk tugas progam tutorial.
Makalah ini berisikan tentang kajian ayat, asbabun nuzul, telaah tafsir, kajian keilmuan, dan hadist yang menunjang Q.S. Yusuf ayat 22 dan 78 tersebut. Semua informasi yang penulis dapat dari Al-Qur’an dan terjemahannya, buku tafsir dan dari berbagai situs di internet.
Dalam penyusunan makalah ini tidak mungkin kiranya penulis dapat menyelesaikan tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait yang berperan penting dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan teima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                                                                Serang, Oktober 2011
                                                                                                            Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN  JUDUL ..............................................................................     i
KATA PENGANTAR ............................................................................    ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang .............................................................................    1
B.       Tujuan ..........................................................................................    1
BAB II PEMBAHASAN
A.       Kandungan Ayat ..........................................................................    2
B.        Asbabun Nuzul ............................................................................    3
C.       Telaah Tafsir ................................................................................    3
D.       Kajian Keilmuan ..........................................................................    6
E.        Hadist Yang Menunjang ...............................................................    6
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan ..................................................................................    8
B.     Saran ...........................................................................................    8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................    9

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam. Al-Qur’an merupakan salah satu kitab Allah dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an terdiri dari 30 juz dan 114 surat yang di dalamnya terdapat beberapa ayat.
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi semua muslim agar selamat dunia dan akhirat. Iman kepada Al-Qur’an merupakan salah satu bagian dari iman kepada kitab-kitab Allah. Oleh karena itu, kita harus meyakininya dengan sepenuh hati, mengucapkannya dengan lisan, dan mengamalkan kandungannya dalam wujud amal perbuatan. Untuk itu, saya menyusun makalah ini untuk mengkaji salah satu ayat dalam surat Yusuf agar kita dapat mengetahui bagaimana cara kita mengamalkan isi kandungan ayat tersebut.
B.   Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1.    Memahami kajian surat Yusuf aya 22 dan 78.
2.    Mengetahui cara mengamalkan dari kandungan surat Yusuf ayat 22 dan 78.
3.    Mengetahui kajian keilmuan yang berkaitan dengan surat Yusuf ayat 22 dan 78.
4.    Menambah pengetahuan dan wawasan
5.    Memenuhi salah satu tugas dari program tutorial
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kandungan Ayat
Q. S. Yusuf ayat 22
Artinya :
“ Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya hukum dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan keoada orang-orang yang berbuat baik.”
Q. S. Yusuf ayat 78
Artinya :
“Mereka berkata, “Wahai al-‘Aziz, sesungguhnya dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
Dalam kedua ayat ini, Allah SWT menonjolkan akibat yang baik daripada kesabaran bagi orang-orang yang senantiasa berbuat baik dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. Dan orang uang baik akan selalu menebarkan kebaikan.
B.   Asbabun Nuzul
Kisah Nabi Yusuf terdapat dalam satu surat penuh yang juga bernama surat Yusuf. Disebutkan bahwa sebab turunnya surat Yusuf adalah karena orang-orang Yahudi meminta kepada Rasulullah SAW untuk meceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf. Kisah Nabi Yusuf telah mengalami perubahan pada sebagiaannya. Lalu Allah SWT menurunkan satu surat penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf.
Dalam surat Yusuf ayat 22 diturunkan untuk menceritakan bahwa Nabi Yusuf diberi kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa-peristiwanya. Ia jua diberi metode dialog yang dapat menarik simpati orang yang mendengarnya. Yusuf diberi kemuliaan sehingga ia menjadi pribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah SWT memuliakannya dengan mengirim Yusuf padanya. Ia mengetahui bahwa yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapa pun yang pernah ditemuinya dalam kehidupan.
Tidak ada asbabun nuzul untuk surat Yusuf ayat 78.
C.  Telaah Tafsir
Q. S. Yusuf ayat 22
“ Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya hukum dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan keoada orang-orang yang berbuat baik.”
Dan ketika dia telah cukup dewasa  (                    ) yakni kesempurnaaan pertumbuhan jasmani serta perkembangan akal dan jiwanya. Kami berikan kepadanya hukum (                      )  yakni kenabian atau hikmah, dan ilmu (      ) tentang apa yang dibutuhkan untuk kesuksesan tugas-tugasnya. . Demikianlah Kami memberi balasan keoada orang-orang yang berbuat baik                          (                                      ) yakni orang-orang yang mantap dalam melaksanakan kebajikan.
Seperti bunyi ayat di 22 di atas, Allah SWT menganugerahkan kepada Yusuf  kenabian dan ilmu. Kata (        ) hukuman ada yang mempersamakannya dengan hikmah. Kata ini terambil dari kata (       ) hakama. Kata yang menggunakan huruf-huruf ha’, ka, dan mim berkisar maknanya pada “menghalangi”, seperti hukum yang berfungsi menghalangi terjadinya penganiayaan.
Hikmah antara lain berarti mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik ide maupun perbuatan. Seseorang yang ahli dalam melakukan sesuatu dinamai hakim. Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan/dierlihatkan aka menghalangi terjadinya mudharat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena kendali menghalangi hewan/kendaraan mengarah  ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang terbaik dan sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah, dan pelakunya pun dinamai bijaksana atau hakim.
Apa pun makna hukum dan ilmu yang dimaksud oleh ayat ini, pastilah ia merupakan sesuatu yang mantap dan benar, tidak disertai oleh keraguan, atau kekeruhan akibat nafsu atau godaan setan karena keduanya adalah anugerah Allah SWT.
Kata (      ) asyuddahu terambil dari kata (      ) asyudd yang oleh sementara pakar dinilai sebagai bentuk jamak dari kata  (         ) syiddah/keras atau (    ) syadd. Kata tersebut dipahami dalam arti kesempurnaan kekuatan. Berbeda pendapat ulama tentang usia kesempurnaan manusia. Ada yang menyatakan 20 tahun, tetapi kebanyakan menilai dimulai dari usia 33 tahun atau 35 tahun. Thabathaba’i memahaminya antara usia pemuda tanpa menetukan tahun sampai dengan usia 40 tahun. Usia 40 tahun, menurutnya, adalah puncak kesempurnaan kekuatan tetapi sebelum usia tersebut seseorang telah mencapai kesempurnaan kekuatan.
Kata (             ) al-muhsinin adalah bentuk jamak (            ) al-muhsin. Ia terambil dari kata (           ) ihsan. Menurut al-harrali, sebagaimana dikutip a-Biqa’i, adalah puncak kebaikan amal perbuatan. Terhadap hamba ihsan tercapai saat seseorang memandang dirinya pada diri orang lain sehingga dia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk dirinya. Sedang ihsan antara hamba dengan Allah SWT adalah leburnya dirinya sehingga dia memberi hamba dengan Allah SWT. Karena itu pula ihsan antara hamba dengan sesama manusia adalah bahwa dia tidak melihat lagi dirinya dan hanya melihat orang lain dan tidak melihat dirinya pada saat beribadah kepada Allah, dia itulah yang dinamai muhsin, dan ketika itu dia telah mencapai puncak dalam segala amalnya.
Q. S. Yusuf ayat 78
 “Mereka berkata, “Wahai al-‘Aziz, sesungguhnya dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
Jawaban dan tuduhan saudara-saudara tiri Nabi Yusuf itu tidak membantu membabaskan Benyamin. Kini, mereka teringat janji mereka kepada ayah mereka, Yaqub. Maka, mereka membujuk Yusuf kiranya melepaskan Benyamin. Mereka berkata, “Wahai al-Aziz (                           ) demikin mereka memanggilnya dengan panggilan penghormatan sesungguhnya dia       (        ) adik kami yang Tuan tahan dan tersangka mencuri itu mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya lagi terhormat (                             ) serta sangat sinta kepadanya. Ayah kami dan yang juga ayah anak itu tidak dapat berpisah dengannya, karena itu (       ) kami bermohon kiranya Tuan berbuat baik kepada orangtua itu dengan melepaskan adik kami ini dan ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya (                  ). Sesungguhnya kami melihatmu (              ), yakni kami tahu benar, separti pengetahuan orang yang melihat dengan mata kepalanya, bahwa Tuan termasuk (    ) kelompok al-muhsinin (               ) yakni orang-orang yang berbuat baik.
Permohonan saudara-saudara Yusuf mengandung tiga alasan yang mereka harapkan dapat dipertimbangkan untuk melepaskan Benyamin. Pertama, kasih sayang ayah ; kedua, usianya yang lanjut usia ; ketiga, bahwa orangtua itu terkemuka dalam masyarakatnya, dan tentu saja masyarakatnya akan sangat senang bila ada yang berbuat baik terhadap pimpinan mereka.
D.  Kajian Keilmuan
Dalam surat Yusuf ayat 22 dan 78 ini membahas tentang al-muhsinin yaitu orang-orang yang berbuat kebaikan. Orang yang senantiasa berbuat baik maka kelak dia akan mendapatkan kebaikan pula. Allah pun akan membalasa semua kebaikan kita. Dan di dunia pun kita akan merasakan kebahagiaan.
E.   Hadist Yang Menunjang     
Dari Ibnu Abbas r.a, dari Rasulullah SAW sebagaimana Dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci  dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat malaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan peuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan. (HR. Bukhari bdan Muslim)
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW berkata, “ Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesulitan dari dirinya di hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seorang mukmin yang sulit, niscaya Allah akan memudahkann urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong saudaranya.
Dari Anas, dia berkata, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi kebaikan yang telah dilakukann oleh seorang mukmin, Allah akan membalasnya berupa rizki di dunia, lalu membalasnya kelak di akhirat. Adapun orang kafir, diberi rizki atas kebaikan yang mereka lakukan di dunia hingga di akhirat nanti ia tidak memiliki satupun kebaikan untuk diberi balasam.” (HR. Muslim)
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya maka Allah segerakan hukuman baginya di alam dunia. Sedangkan apabila Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka Allah menahan hukuman atas dosa itu hingga terbayarkan kelak pada hari kiama. (HR. Tirmidzi)
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Setelah kita memahami isi kandungan, asbabun nuzul, telaah tafsir, kajian keilmuan, dan hadist yang menunjang surat Yusuf ayat 22 dan 78 ini maka kita dapat mengerti bahwa kebaikan manusia adalah penyebab datangnya rahmat Allah dan turunnya hikmah dan ilmu dari sisi-Nya. Amal baik manusia akan berubah menjadi hikmah dan illmu, dan kesabaran lah yang menjadi kunci utamanya. Allah akan memberibalasan kepada orang-orang yang berbuat baik yang tidak pernah mengtori dirinya dengan perbuatan keji dan jahat dan selalu menjaga kebersihan hati nuraninya, selalu bersifat sabar dan tawakal atas musibah dan bahaya yang mimpa. Demikianlah balasan Allah kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
B.   Saran
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya saya sebagai penulis. Dari makalah ini kita dapa menambah pengetahuan kita tentang balasan bagi orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan.
Sebagaimana telah dipaparkan dalam bab sebelumnya sebaiknya kita sebagai muslim harus selalu berbuat kebaikan dan menjaga hati kita dan apabila ujian datang kepada kita hendaklah kita bersabar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an terjemahan
Tafsir Al Mishbah Vol. 6
Tafsir Tematik Surat Huud-Al ‘Isra edisi 3
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/hakikat-sabar-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar