Rabu, 31 Oktober 2012
Kajian Surat Yusuf Ayat 22 Dan 78
KAJIAN
AYAT
Q.S.
YUSUF AYAT 22 DAN 78
MAKALAH
TUTORIAL
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Progam Tutorial Mata Kuliah
Pendidikan
Agama Islam
Disusun
Oleh :
Nama : Trisna
Setiyaningsih
NIM : 1104287
Kelas : 1E
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2011
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada
kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang kajian ayat
Q.S. Yusuf ayat 22 dan 78 untuk tugas progam tutorial.
Makalah ini
berisikan tentang kajian ayat, asbabun nuzul, telaah tafsir, kajian keilmuan,
dan hadist yang menunjang Q.S. Yusuf ayat 22 dan 78 tersebut. Semua informasi
yang penulis dapat dari Al-Qur’an dan terjemahannya, buku tafsir dan dari
berbagai situs di internet.
Dalam penyusunan
makalah ini tidak mungkin kiranya penulis dapat menyelesaikan tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait yang berperan penting dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan teima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Serang,
Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kandungan Ayat .......................................................................... 2
B.
Asbabun
Nuzul ............................................................................ 3
C. Telaah Tafsir ................................................................................ 3
D. Kajian Keilmuan .......................................................................... 6
E.
Hadist
Yang Menunjang ............................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam. Al-Qur’an
merupakan salah satu kitab Allah dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an terdiri dari 30 juz dan 114 surat yang di dalamnya terdapat beberapa
ayat.
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi semua muslim
agar selamat dunia dan akhirat. Iman kepada Al-Qur’an merupakan salah satu
bagian dari iman kepada kitab-kitab Allah. Oleh karena itu, kita harus meyakininya
dengan sepenuh hati, mengucapkannya dengan lisan, dan mengamalkan kandungannya
dalam wujud amal perbuatan. Untuk itu, saya menyusun makalah ini untuk mengkaji
salah satu ayat dalam surat Yusuf agar kita dapat mengetahui bagaimana cara
kita mengamalkan isi kandungan ayat tersebut.
B. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Memahami kajian surat Yusuf aya 22 dan 78.
2. Mengetahui cara mengamalkan dari kandungan
surat Yusuf ayat 22 dan 78.
3. Mengetahui kajian keilmuan yang berkaitan
dengan surat Yusuf ayat 22 dan 78.
4. Menambah pengetahuan dan wawasan
5. Memenuhi salah satu tugas dari program
tutorial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kandungan Ayat
Q. S. Yusuf ayat 22
Artinya :
“ Dan ketika dia telah cukup
dewasa Kami berikan kepadanya hukum dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan
keoada orang-orang yang berbuat baik.”
Q. S. Yusuf ayat 78
Artinya :
“Mereka
berkata, “Wahai al-‘Aziz, sesungguhnya dia mempunyai ayah yang sudah lanjut
usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya,
sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang-orang yang berbuat baik.”
Dalam kedua ayat
ini, Allah SWT menonjolkan akibat yang baik daripada kesabaran bagi orang-orang
yang senantiasa berbuat baik dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan.
Dan orang uang baik akan selalu menebarkan kebaikan.
B. Asbabun Nuzul
Kisah Nabi Yusuf
terdapat dalam satu surat penuh yang juga bernama surat Yusuf. Disebutkan bahwa
sebab turunnya surat Yusuf adalah karena orang-orang Yahudi meminta kepada
Rasulullah SAW untuk meceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf. Kisah Nabi
Yusuf telah mengalami perubahan pada sebagiaannya. Lalu Allah SWT menurunkan
satu surat penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf.
Dalam surat Yusuf
ayat 22 diturunkan untuk menceritakan bahwa Nabi Yusuf diberi kemampuan untuk
mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan
peristiwa-peristiwanya. Ia jua diberi metode dialog yang dapat menarik simpati
orang yang mendengarnya. Yusuf diberi kemuliaan sehingga ia menjadi pribadi
yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah SWT
memuliakannya dengan mengirim Yusuf padanya. Ia mengetahui bahwa yusuf memiliki
kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapa pun yang pernah
ditemuinya dalam kehidupan.
Tidak ada asbabun
nuzul untuk surat Yusuf ayat 78.
C. Telaah Tafsir
Q. S. Yusuf ayat 22
“
Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya hukum dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi balasan keoada orang-orang yang berbuat baik.”
Dan ketika dia telah cukup
dewasa (
) yakni kesempurnaaan pertumbuhan jasmani serta perkembangan akal dan
jiwanya. Kami berikan kepadanya hukum
( ) yakni kenabian atau hikmah, dan ilmu ( ) tentang apa yang dibutuhkan untuk
kesuksesan tugas-tugasnya. . Demikianlah
Kami memberi balasan keoada orang-orang yang berbuat baik ( ) yakni
orang-orang yang mantap dalam melaksanakan kebajikan.
Seperti bunyi ayat di 22 di atas, Allah SWT menganugerahkan kepada
Yusuf kenabian dan ilmu. Kata ( ) hukuman
ada yang mempersamakannya dengan hikmah.
Kata ini terambil dari kata ( ) hakama. Kata yang menggunakan
huruf-huruf ha’, ka, dan mim berkisar maknanya pada “menghalangi”, seperti hukum yang berfungsi menghalangi
terjadinya penganiayaan.
Hikmah antara lain berarti mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik
ide maupun perbuatan. Seseorang yang ahli dalam melakukan sesuatu dinamai hakim. Hikmah juga diartikan sebagai
sesuatu yang bila digunakan/dierlihatkan aka menghalangi terjadinya mudharat
atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata hakamah yang berarti kendali karena
kendali menghalangi hewan/kendaraan mengarah
ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih perbuatan yang
terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang terbaik dan
sesuai dari dua hal yang buruk pun dinamai hikmah, dan pelakunya pun dinamai
bijaksana atau hakim.
Apa pun makna hukum
dan ilmu yang dimaksud oleh ayat ini, pastilah ia merupakan sesuatu yang mantap
dan benar, tidak disertai oleh keraguan, atau kekeruhan akibat nafsu atau
godaan setan karena keduanya adalah anugerah Allah SWT.
Kata ( ) asyuddahu terambil dari kata ( ) asyudd
yang oleh sementara pakar dinilai sebagai bentuk jamak dari kata (
) syiddah/keras atau ( ) syadd.
Kata tersebut dipahami dalam arti kesempurnaan
kekuatan. Berbeda pendapat ulama tentang usia kesempurnaan manusia. Ada
yang menyatakan 20 tahun, tetapi kebanyakan menilai dimulai dari usia 33 tahun
atau 35 tahun. Thabathaba’i memahaminya antara usia pemuda tanpa menetukan
tahun sampai dengan usia 40 tahun. Usia 40 tahun, menurutnya, adalah puncak kesempurnaan kekuatan tetapi
sebelum usia tersebut seseorang telah mencapai kesempurnaan kekuatan.
Kata ( ) al-muhsinin adalah bentuk jamak ( ) al-muhsin. Ia terambil dari kata (
) ihsan. Menurut al-harrali, sebagaimana dikutip a-Biqa’i, adalah
puncak kebaikan amal perbuatan. Terhadap hamba ihsan tercapai saat seseorang memandang dirinya pada diri orang
lain sehingga dia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk dirinya.
Sedang ihsan antara hamba dengan
Allah SWT adalah leburnya dirinya sehingga dia memberi hamba dengan Allah SWT.
Karena itu pula ihsan antara hamba
dengan sesama manusia adalah bahwa dia tidak melihat lagi dirinya dan hanya
melihat orang lain dan tidak melihat dirinya pada saat beribadah kepada Allah,
dia itulah yang dinamai muhsin, dan
ketika itu dia telah mencapai puncak dalam segala amalnya.
Q. S. Yusuf ayat 78
“Mereka berkata, “Wahai al-‘Aziz, sesungguhnya
dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di
antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang-orang
yang berbuat baik.”
Jawaban dan tuduhan saudara-saudara tiri Nabi Yusuf itu tidak membantu
membabaskan Benyamin. Kini, mereka teringat janji mereka kepada ayah mereka,
Yaqub. Maka, mereka membujuk Yusuf kiranya melepaskan Benyamin. Mereka berkata, “Wahai al-Aziz ( ) demikin mereka
memanggilnya dengan panggilan penghormatan sesungguhnya
dia ( ) adik kami yang Tuan tahan dan
tersangka mencuri itu mempunyai ayah yang
sudah lanjut usianya lagi terhormat
( ) serta
sangat sinta kepadanya. Ayah kami dan yang juga ayah anak itu tidak dapat
berpisah dengannya, karena itu ( ) kami bermohon kiranya Tuan berbuat
baik kepada orangtua itu dengan melepaskan adik kami ini dan ambillah salah seorang di antara kami
sebagai gantinya (
). Sesungguhnya kami melihatmu
( ), yakni kami tahu benar, separti pengetahuan orang yang melihat
dengan mata kepalanya, bahwa Tuan termasuk
( ) kelompok al-muhsinin ( )
yakni orang-orang yang berbuat baik.
Permohonan saudara-saudara Yusuf mengandung tiga
alasan yang mereka harapkan dapat dipertimbangkan untuk melepaskan Benyamin. Pertama, kasih sayang ayah ; kedua, usianya yang lanjut usia ; ketiga, bahwa orangtua itu terkemuka
dalam masyarakatnya, dan tentu saja masyarakatnya akan sangat senang bila ada
yang berbuat baik terhadap pimpinan mereka.
D. Kajian Keilmuan
Dalam surat Yusuf
ayat 22 dan 78 ini membahas tentang al-muhsinin yaitu orang-orang yang berbuat
kebaikan. Orang yang senantiasa berbuat baik maka kelak dia akan mendapatkan
kebaikan pula. Allah pun akan membalasa semua kebaikan kita. Dan di dunia pun
kita akan merasakan kebahagiaan.
E. Hadist Yang Menunjang
Dari Ibnu Abbas
r.a, dari Rasulullah SAW sebagaimana Dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha
Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya
Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan hal tersebut
: Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya,
maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat
melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai
sepuluh kebaikan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat
malaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu
kebaikan peuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah
mencatatnya sebagai satu keburukan. (HR. Bukhari bdan Muslim)
Dalam sebuah hadist
Rasulullah SAW berkata, “ Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan
hidup di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesulitan dari dirinya di hari
kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seorang mukmin yang sulit, niscaya Allah
akan memudahkann urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib
seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah
senantiasa menolong saudaranya.
Dari Anas, dia
berkata, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan menzalimi
kebaikan yang telah dilakukann oleh seorang mukmin, Allah akan membalasnya
berupa rizki di dunia, lalu membalasnya kelak di akhirat. Adapun orang kafir,
diberi rizki atas kebaikan yang mereka lakukan di dunia hingga di akhirat nanti
ia tidak memiliki satupun kebaikan untuk diberi balasam.” (HR. Muslim)
Apabila Allah
menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya maka Allah segerakan hukuman baginya di
alam dunia. Sedangkan apabila Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka
Allah menahan hukuman atas dosa itu hingga terbayarkan kelak pada hari kiama.
(HR. Tirmidzi)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita
memahami isi kandungan, asbabun nuzul, telaah tafsir, kajian keilmuan, dan
hadist yang menunjang surat Yusuf ayat 22 dan 78 ini maka kita dapat mengerti
bahwa kebaikan manusia adalah penyebab datangnya rahmat Allah dan turunnya
hikmah dan ilmu dari sisi-Nya. Amal baik manusia akan berubah menjadi hikmah
dan illmu, dan kesabaran lah yang menjadi kunci utamanya. Allah akan
memberibalasan kepada orang-orang yang berbuat baik yang tidak pernah mengtori
dirinya dengan perbuatan keji dan jahat dan selalu menjaga kebersihan hati
nuraninya, selalu bersifat sabar dan tawakal atas musibah dan bahaya yang
mimpa. Demikianlah balasan Allah kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.
B. Saran
Saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya saya sebagai penulis.
Dari makalah ini kita dapa menambah pengetahuan kita tentang balasan bagi
orang-orang yang senantiasa berbuat kebaikan.
Sebagaimana telah
dipaparkan dalam bab sebelumnya sebaiknya kita sebagai muslim harus selalu
berbuat kebaikan dan menjaga hati kita dan apabila ujian datang kepada kita
hendaklah kita bersabar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an terjemahan
Tafsir Al Mishbah Vol.
6
Tafsir Tematik Surat
Huud-Al ‘Isra edisi 3
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/hakikat-sabar-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar