Jumat, 09 Desember 2011

SEJARAH MUSEUM FATAHILLA

Sebagai salah satu bagian yang tidak terlepaskan dari sejarah panjang kota Jakarta Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah memiliki peran yang penting sebagai saksi bisu perkembangan kota ini.
Terletak di ujung jalan yang sibuk atau tepatnya di Jl. Taman Fatahillah No.2 – Jakarta, gedung ini merupakan sebuah gedung tua peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1620-1707 atas perintah Gubernur Jendral J.P Coen semasa VOC berkuasa dengan luas bangunan 13 ribu meter persegi.
100 1059Awalnya gedung ini difungsikan sebagai kantor Balai Kota, sebelum akhirnya berubah menjadi Museum Sejarah Jakarta tanggal 30 Maret 1974.
Bangunan berbentuk persegi panjang ini cukup unik karena selain dilengkapi dengan fasilitas taman, halaman belakang gedung ini juga dibangun beberapa ruang penjara bawah tanah yang hingga saat ini masih terawat. Konon dilokasi inilah Pangeran Diponegoro pernah menjalani masa hukumannya.
Koleksi Museum Fatahillah 5
Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp2.000,- ( dewasa ) kita akan dibawa dalam suasana Jakarta Tempoe Doloe dengan pintu-pintu dan jendela berbadan lebar.
Menurut petugas piket, arsitektur gedung ini sebagian besar masih merupakan arsitektur asli yang dilengkapi dengan beberapa perangkat interior masa VOC Bagian dalam gedung Museum Jakarta dibagi dalam beberapa ruang pamer seperti seperti Ruang Prasejarah Jakarta ( berisi koleksi artefak seperti beliung dan kapak batu yang banyak ditemukan sepanjang sisi Sungai Ciliwung ), Ruang Tarumanegara & Ruang Jayakarta ( berisi arca-arca kuno dan beberapa prasasti mengenai Sunda Kelapa dan puji-pujian terhadap raja Purnawarman ) , Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan yang terakhir adalah Ruang MH Thamrin.
Koleksi Museum Fatahillah 2
Koleksi Museum Fatahillah 3
Koleksi Museum Fatahillah
Perangkat interior Museum Fatahillah
Selain memiliki koleksi barang-barang antik, Museum Jakarta juga menyimpan beberapa kisah tragis seperti pernah digunakan sebagai tempat hukum gantung bagi ribuan etnis Tionghoa yang terlibat dalam pemberontakan melawan kekuasaan kolonial tahun 1740 dihalaman depannya ( sekarang Taman Fatahillah )
Sebagai salah satu andalan tujuan wisata ” Kota Tua ” Pemkot DKI Jakarta gedung tua ini sangat menarik untuk dikunjungi. Lokasinya pun mudah dijangkau karena terletak tepat ditengah kawasan kota tua Jakarta. Dekat dengan stasiun kereta Kota maupun halte busway ( Blok M-Kota ).
Jika anda berkunjung dihari Minggu atau libur lainnya, akan banyak ditemukan kumpulan fotographer yang sibuk sekedar hunting maupun membuat foto-foto untuk keperluan lainnya seperti Pre weeding.
Inilah yang bisa dijadikan nilai lebih dari lokasi kota tua dan Museum Fatahillah selain dari sisi sejarah. Dimanapun anda berada arsitektur serta bentuk gedung-gedung tua dilokasi ini sangat cocok dijadikan sebagai obyek penambah koleksi foto anda.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya




 (Akhmad Zainollah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar